Desa Getakan telah melaksanakan Penyuluhan Stunting dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada hari Sabtu, 23 Juli 2022 - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis yang mengakibatkan anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir. Akan tetapi, kondisi stunting baru tampak setelah bayi berusia dua tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study) 2006.
Balita kerdil atau stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita tetapi juga disebabkan oleh banyak faktor. Secara umum, beberapa penyebab stunting adalah:
1). Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan.
2). Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas.
3). Kurangnya akses air bersih dan sanitasi yang baik.
4). Masih kurangnya akses keluarga untuk mendapatkan makanan bergizi karena daya beli masyarakat rendah.
Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan. Pencegahan stunting yang dapat dilakukan oleh keluarga adalah sebagai berikut:
1). Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi kebutuhan gizi sejak masa kehamilan. Ibu yang sedang mengandung agar selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen sesuai anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
2). Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia enam bulan
ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang masih rentan.
3). Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat.
Saat bayi menginjak usia enam bulan, ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping ASI atau MPASI. Dalam hal ini, pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Alangkah lebih baik, dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
4). Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa anak secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
5). Selalu menjaga kebersihan lingkungan
Anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, termasuk diare terutama apabila lingkungan sekitar kotor. Faktor ini pula yang secara tidak langsung meningkatkan peluang stunting. Salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
MARI CEGAH STUNTING!
Penulis: Cok Istri Agung Nitya Brahmani Putri (KKN PPM XXV Tahun 2022 Universitas Udayana)