Mahasiswa KKN Universitas Udayana Melakukan penyuluhan dan pendataan hewan penular rabies yang dilakukan di beberapa Dusun seperti Dusun Getakan, Gunung Rata, Beneng Dan Anjingan. penyuluhan dan pendataan hewan penular rabies yang dilakukan tersebut dilakukan secara berkala setiap minggu sekali sejak 28 Juli 2022.
Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies. Virus rabies ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka. Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889 Esser W, J,. dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing. Sumber penular dari penyakit rabies adalah anjing sebagai sumber penular utama, disamping itu dapat juga ditularkan oleh kucing dan kera.
Penyakit Rabies telah tertular ke seluruh dunia, sedangkan daerah tertular rabies di wilayah Indonesia selain Bali meliputi 23 provinsi. Dengan kata lain, hanya 10 provinsi di Indonesia yang menyandang status bebas rabies. Cara penularan virus rabies pada hewan berbeda dengan cara penularan pada manusia. Pada hewan terjadi melalui gigitan hewan yang menderita rabies ke hewan sehat. Cara penularan pada manusia, dibagi dua yaitu: (1) Dari hewan ke manusia melalui gigitan hewan yang air liurnya mengandung virus rabies. (2) Non Gigitan melalui jilatan hewan yang mengandung virus rabies pada luka, selaput mukosa yang utuh, selaput lendir mulut, selaput lendir anus, selaput lendir alat genitalia eksterna dan melalui inhalasi atau udara (jarang terjadi). Cara penularan dari manusia ke manusia melalui transplantasi kornea, kontak air liur penderita ke mukosa mata dan pernah ada laporan bahwa orang sehat setelah digigit oleh penderita rabies mengalami sakit rabies.
Ada 2 (dua) tanda rabies pada hewan, yaitu:
Terdiri dari stadium prodromal, eksitasi, dan paralise dengan rincian:
Umumnya muncul setelah stadium paralisis dengan ciri-ciri: anjing terlihat diam, berpenampilan tenang namun akan ganas kalau didekati. Gejala dan tanda penderita rabies pada manusia, yakni demam, mual, rasa nyeri di tenggorokan, keresahan, takut air (hidrophobia), takut cahaya, liur yang berlebihan (hipersaliva).
WHO merekomendasikan bahwa cara yang paling cost-effective untuk menanggulangi epidemi rabies pada hewan maupun manusia adalah dengan melakukan vaksinasi massal pada hewan (anjing) karena harga vaksin untuk anjing jauh lebih murah dibandingkan harga VAR untuk manusia. Berdasarkan fenomena rabies di Bali, melakukan vaksinasi pada sekitar 70% anjing yang ada di Bali jauh lebih cost-effective dibanding pengadaan VAR. Berdasarkan rekomendasi WHO, bila 70% dari semua anjing yang ada di Bali bisa mendapatkan vaksin secara rutin (setiap tahun) maka semua anjing yang ada di Bali akan terlindungi dari rabies.
KKN-PPM Universitas Udayana Periode XXV tahun 2022 bekerja sama dengan Puskeswan Kecamatan Banjarangkan mengadakan penyuluhan dan pendataan terhadap hewan penular rabies, seperti anjing, kera, dan kucing. Kegiatan ini dilakukan secara berkala setiap minggu sekali yang dilakukan secara door to door, yakni mahasiswa mendatangi setiap rumah untuk memberikan penyuluhan terhadap masyarakat sekaligus pendataan kepada pemilik hewan peliharaan seperti anjing dan kucing yang belum ataupun sudah divaksinasi.
Penulis: Dewa Made Sai Karuna Mudita (KKN PPM XXV Universitas Udayana tahun 2022)